Glitter Words

Sabtu, 19 Februari 2011

UP to YOU

*ProloG*


     Diana mulai mencheck penampilannya. Matanya, putih bersih, tak ada guratan merah menghiasi mata indah nya. Maskara yang dia pakai membuat bulu matanya semakin lentik. Eyeshadow membuat kelopak matanya menjadi sedikit keunguan, Diana merasa itu warna yang bagus, karena sesuai dengan warna iris matanya yang violet. Tiada lingkaran hitam yang muncul disekitar mata yang membuatnya puas. Diana melihat pipinya, tak ada riasan apapun, membuat wajahnya menjadi elegan , mungkin ada baiknya aku tidak menggunakan blush-on pikirnya dalam hati. Lip gloss yang menggores bibir remaja itu mengkilap indah, membuat bibir nya terlihat pink segar.
Diana melihat rambutnya, jepit berbentuk mawar ungu menghiasi rambut indahnya, menarik poni agar tetap rapi. Selain itu, Diana juga telah mencatoknya. Terlihat sangat lurus dan lebih panjang, tidak bergelombang seperti biasanya. Selain itu, Diana juga telah meng-highlight rambutnya menjadi keunguan dibagian rambut yang terjepit oleh jepit mawar ungu itu, di bagian poni yang ditarik oleh jepit tersebut.


    Anting mawar bewarna ungu menghiasi kedua telinga Diana, dan dibagian leher Diana memakai aksesoris kalung bewarna perak(silver)


     Pakaian yang kupakai terusan putih polos tanpa lengan-dengan Sepatu bewarna putih dengan tumit tinggi-runcing yang kontras. Di tangan kanannya, Diana memegang sebuah tas-berbentuk dompet yang bewarna ungu dengan hiasan perak dibagian pengaitnya. Sedangkan dipergelangan tangan kanannya. Diana mengenakan gelang lingkaran-polos yang juga bewarna perak.

SEMPURNA


    Hanya kata itu yang dapat Diana ucapkan setelah mencheck keadaannya sekarang.


    Hari ini Diana akan mendampingi kakaknya, Rahmat Putra Wijaya yang akan pergi ke pesta. Diana melihat kepala dan difokuskan pada satu objek di atas meja riasnya.


   "AKH JAM DELAPAN LEBIH LIMA BELAS MENIT!"
Diana segera keluar dari kamarnya dan dengan cepat melesat menuruni tangga, tentunya setelah melepas sepatunya dulu. Kalau tidak, pijakan tangga tersebut bisa bolong, gara-gara keruncingan sepatu itu.


   Diana membuka pintu ruang tamu, kudapati Kakaknya telah menunggu.
Kak Rahmat hanya mengenakan tuxedo hitam seperti biasanya, dan tidak lupa kensekikan menata rambutnya.

"Kau telat lima belas menit," ujarnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar