Glitter Words

Kamis, 10 Maret 2011

psychotique (6)

Disebuah cafe di bekasi, duduklah seorang wanita mengenakan celana jeans ketat dan sweater merah kebesaran, rambut ikal hitam dan panjangnya di ikat ekor kuda, hanya menyisakan poni miringnya.. Membuat wanita itu makin terlihat sporty. Dia menyulut rokoknya lalu ada seorang pria menghampirinya.
"maaf ya nunggu lama zor." pria itu ternyata ucup. Dia lalu mengambil tempat tepat didepan zora.
"baru dateng kok" kata zora santai sambil terus merokok.
"kamu ngerokok?" tanya ucup.
"he'em . Mau?" tawarnya.
"boleh. Sejak kapan?" tanyanya sambil mengambil rokok yg ditawarkan.
"sejak nenek masih perawan" zora terkekeh. Ucup pun tersenyum.
"kenapa sih aku sms ga pernah dibales, aku telepon jarang diangkat?" tanya ucup serius.
"enggak apa2. Penting gitu?" zora memanggil pelayan lalu memesan minuman.
"km ga mau bertemen sama aku ya zor?" tanya ucup seusai memesan juga.
"bukan gamau cup. Gue cuma risih kalo di rese in kaya gitu."
"jadi maksud kamu aku rese?"
"yaah.. Mungkin begitu." zora mengangkat bahunya.
"aku mau coba deket sama kamu." katanya memelas.
"yaaah lo tau lah gue orangnya gimana. Gue mau aja kok. Tapi jangan gitu ya" zora tersenyum.
"ya aku janji ga rese lagi" ucup mencubit pipi zora.
"aduuh.." zora manyun.

Dari kantong jeansnya, hape zora bergetar.
"apa bi?" jawab zora mengangkat telepon.
"dimana lo?" bi tampak kebingungan.
"lagi di rock n roll cafe. Kenapa lo?" tanya zora.
"nyokap gue zor, masuk rumah sakit." bi berusaha menahan tangisnya yang mau meledak.
"hah? Masa? Dimana? Gue langsung kesana." zora terbelalak.
"gue smsin ya alamatnya." kata bi lalu menutup teleponnya.

"kenapa?" tanya ucup.
"nyokapnya bi masuk rumah sakit." kata zora panik.
"yaudah bareng aku aja. Dirumah sakit mana?" kata ucup.
Lalu hp zora bergetar lagi pertanda sms masuk.
"nih disini" zora memperlihatkan sms bi.
"yaudah yuk" ucup berdiri lalu menyelipkan uang 50 ribuan di bawah gelasnya. Lalu menyusul zora keluar cafe.
"naik mobil gue aja." kata ucup.
"nanti macet. Naek motor gue aja ya cup." timpal zora.
"yaudah tapi aku yg nyetir ya." kata ucup.
Zora lalu mengangguk dan menuju satria F150 warna hitamnya.
Ucup menitipkan mobilnya ke satpam cafe dan meminjam helm dari sang satpam.
Lalu mereka pun menaiki dan mengebut menuju rumah sakit di bilangan jakarta timur.
Di lampu merah, "zor, tolong sms dio kasih tau rumah sakitnya biar dia nyusul." kata ucup menyerahkan hp nya ke zora.
Lampu hijau menyala kemudian ucup mulai menunggangi motor dengan kecepatan penuh.
"udah smsnya?" ujar ucup setengah berteriak.
"udah nih hpnya" timpal zora setengah berteriak juga.
"pegang aja dulu." kata ucup.
Lalu zora mengantongi hpnya ucup.
Ucup menarik tangan zora agar bisa memeluknya. Zora agak canggung sepertinya. Ucup tetap memegangi tangan zora dengan tangan kirinya agar zora tetap memeluknya.

***

sesampainya dirumah sakit.
"bi gimana nyokap?" tanya zora masih mencoba mengatur napas karena berlari.
"gak tau, dokternya belom keluar." ujar bi. Mukanya pucat sekali.
Zora memeluk bi berusaha menenangkan.
"tenang ya, nyokap pasti gak apa2 kok"
tak lama dio pun datang.
"woy cup" kata dio.
"yow.." kataa ucup sambil menaruh telunjuknya dibibir pertanda jangan berisik.
"bi, gapapa kan?" tanya dio mengelus rambut bi yang sedan ada dipelukan zora.
"gak apa2.. " kata bi sambil mengusap air matanya.
Dokter pun keluar dari ruangan ICU.
"dok gimana mama saya?" tanya bi tak sabar.
"kamu keruangan saya ya, ada yg ingin saya jelaskan.
Bi mengekor meninggalkan zora, ucup dan dio.
"hmm.. Papa kamu mana?" tanya dokter sambil menaruh stetoskopnya.
"papah tadi katanya on the way dok."
tiba2 ada yang mengetuk pintu ruangan. "ya masuk" kata sang dokter.
"permisi dok.." ternyata papahnya bi.
"itu papah dok." kata bi.
"oh iya masuk pak masuk.." lalu mereka berjabat tangan.
"begini, kondisi istri bapak sangatlah mengkhawatirkan."
"kenapa dok?" papahnya pucat.
"istri bapak terkena kanker paru2. Tadi saya sudah melakukan pengecekan. Tapi harus juga menggunakan CT SCAN agar lebih jelas dan benar2 memastikan." ujar dokter.
"apa?! Kanker paru2 dok?" bi terbelalak.
"iya, besok kita lakukan ct scan ya. Mulai malem ini biar ibu ajeng dirawat disini. Silahkaan bapak dan ade mengurus biayanya ke bagian adm." kata dokter lagi.
Bi lemas bukan kepalang. Keluar dari ruangan dokter pecahlah tangisnya. Zora,ucup dan dio menghampiri.
"tolong jaga bi ya zora.. Om mau ke bagian adm dulu." tampak mata papahnya bi berkaca2.
Zora mengangguk.
"apa kata dokter?" tanya dio.
"mamah gue.. Mamah.. Katanya dia kanker paruparu.." bi terisak.
"sabar ya bi.. Mamah lo pasti sembuh kok.." ujar zora menenangkan.
Dio dan ucup pun lalu memberi semangat kepada bi.

***

pria itu menggenggam tangan seorang wanita paruh baya yg terbujur kaku penuh infus disebuah ruangan dingin. Air matanya jatuh perlahan.
Perasaannya berkecamuk tak menyangka wanita yang begitu dicintainya kini lemah tak berdaya.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar