Glitter Words

Kamis, 10 Maret 2011

psychotique (7)

"jangan lupa untuk kemo ya pak :) jangan abaikan kesehatan dan jangan putus asa" kata pria berjubah putih dengan stetoskop dilehernya.
Papah dan mamah bi menjabat tangan sang dokter. Lalu berjalan menuju luar.
Disana sudah ada bi dan zora yg menunggu di mobil. Zora membantu papahnya bi untuk memapah.
Lalu bi melesat meninggalkan rumah sakit.
Mamanya kurus sekali, pucat tapi tetap ada secercah harapan disana. Bi juga terlihat agak kurusan, mungkin karena kecapean dan terlalu mengkhawatirkan kondisi mamahnya sehingga dia tidak memperhatikan kondisi dirinya sendiri.

Sesampainya dirumah, bi dan papahnya memapah sang mamah menuju kamarnya, zora membantu menurunkan barang2.
Setelah semua beres, dan mamahnya bi kembali beristirahat, bi menemani zora yg duduk sendirian dipinggir kolam renang.
"woy!" katanya sambil menepuk bahu zora.
Zora hanya tersenyum manis.
"makasih banyak ya nyet, gue gatau apa yg musti gue lakuin kalo gada lo. Berkat lo gue bisa fokus jagain nyokap. Berkat lo juga gue ga ketinggalan pelajaran. Haddeeeehhh.. Baiknya sahabatku yg satu ini" katanya sambil mencubit hidung zora.
"iya iya nyong." zora tersenyum manis. "gak mungkin lah gue cuek aja sementara sahabat gue ini udah kalut ampe gak ngurus dirinya sendiri. Gue kan sayang lo bi" kata zora sambil memeluk bi dengan hangat.
"eh iya, ini juga berkat usahanya tuh cecunguk dua kali nyong" ujar zora setelah melepaskan pelukan nya.
"haha.. Iya tuh.. Dio yg nemenin gue kalo malem trus gada papah. Ucup yg demen banget bawain sup ayam jahe kerumah sakit. Haha.. Gara2 si ucup tuh gue jadi kaga masuk angin." kenang bi.
"hihi, bener banget tuh." zora cekikikan.


***


tiiin.. Tiiinnn... Suara klakson mobil dari depan rumah zora. Bi imah mengintip.
"non, itu non bi di depan rumah."
zora pamitan pada maminya lalu keluar.
"met pageeee..." zora nyengir.
"met pagi juga nona manis." kata bi melepas kacamata hitamnya.
"berangcuuut cin" zora mengarahkan tangan nya kedepan.
Mobil pun membelah jalanan kota bekasi yang padat. Menuju sekolah tercinta untuk menuntut ilmu agar menjadi anak yg berguna bagi nusa dan bangsa (gue nulis kaya gitu mau muntah, sumpah)

"ih pasangan lesbian uda masuk sekola toh" ledek rara, cewe genit menyebalkan yang selalu nyari gara2 sama zora.
Bi dan zora menghentikan langkahnya.
"maksud lo?" tanya bi.
"maksud gue?" tanya rara "maksud gue ya elo berdua" lanjutnya nyolot menunjuk kemuka bi dan zora.
Otomatis tangan nya langsung ditepis zora "heh, lo kalo ngomong dipikir dulu pake otak. Atau bibir lo mau gue jahit?!" gertak zora sedikit melotot.
"lo pikir gue takut sama lo, LESBIAN??!" ujar rara tak mau kalah.
"masalah lo apasih sama kita?" tanya bi, tenang.
"masalah gue? Ya karena ada lo berdua" rara menunjuk nunjuk bi dan zora lagi.
"yee.. Ni kunyuk satu nyolotin banget sih pagi2.." zora mulai sewot.
Sesudah zora berkata begitu, bel masuk pun berbunyi.
"awas lo istirahat" ancam rara lalu pergi meninggalkan mereka.
"ngapa sih tuh?" tanya bi, zora hanya mengangkat bahu lalu berjalan kekelas lagi.

Terdengar suara kentut menggema diseluruh penjuru SMA Mustika pertanda istirahat. Oke oke, itu bukan suara kentut. Tapi suara bel. Tapi mirip kentut. Tapi itu bel. Oh tidak,sangat mirip sekali kentut. Ya sudahlah.

"pa'e basonya satu campur." teriak zora sambil mengambil tempat.
"dua pa'e.." timpal bi. "mau minum pa nyet?"
"es jeruk anget gapake jeruk" zora nyengir.
"sekalian gapake gelas.." bi pun melengos memesan minuman.
Setelah pesanan mereka datang, zora dengan lahap memakan baso nya. Bi hanya bisa senyum senyum melihat tingkah zora yg seakan lupa kalo dirinya perempuan.
Zora menyadari, lalu mengusap muka bi dengan tangan nya "heeeh.. Makan. Kenapa sih ngeliatin gue mulu?"
"ya karena dia suka sama lo TOLOL" samber rara.
Yaelah si nenek sihir dateng lagi, ujar zora dan bi dalam hati.
" pergi lo ah, ganggu napsu makan gue aja" usir zora.
"kenapa? Mau pacaran ya?" "woooy disekolah kita ada LESBIAN NIH.. Lagi pacaran..." teriak rara dengan bacotan super toak nya.
Zora kesal, lalu menggebrak meja.
"masalah lo apa sih ama gue? JALANG!"
anak2 mulai mengerumuni mereka..
"ga demen aja gue ada lesbian disini" senyum sinis meluncur dari bibir tipis rara.
Bi masih tenang duduk di tempat duduknya sambil menuang sambel ke mangkok basonya.
Zora mau beranjak dari tempat duduknya tapi ditahan oleh bi.
"wooow.. Perhatian sekali ya lesbian lo zor.." goda rara.
Dengan tiba2, bi menyebor rara dengan isi mangkok basonya yg masih gress and hot of course.
Semua yg dari tadi mulai menyerukan jagoan masing masing sampai ada yg berteriak "go indonesia.. Go indonesia.." (oke mereka memang suka ngaco, padahal kan itu teman sekolah mereka) diam tak berkata.
Rara menjerit kepanasan.. Dada sampai perut dan pahanya basah tersiram kuah baso panas.
"pak, ni uangnya ya" bi menaruh uang 20ribuan di atas meja lalu berlenggang santai diikuti oleh zora. Ekspresi mereka datar sekali seperti tdk ada apa2, kontras dengan rara yg masih kesakitan dan kepanasan.

 ****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar